Amalan dan Doa untuk Mengembalikan Orang Hilang

Amalan dan doa ini saya mengutip dari kitab Mujarrabat Imamiyah. Salah satu kitab kumpulan tajribiyah (eksperimen) ilmu-ilmu dari Imam Ali bin Abi Thalib (sa). Penulisnya Allamah Sayyid Muhammad Ridha Ar-Ridhawi An-Najafi, salah seorang ulama besar, alim dan wara’, keturunan Rasulullah saw dari jalur silsilah Imam Ali Ar-Ridha (sa). Amalan dan doa yang ada dalam kitab ini telah tajrib, dieksperimen, oleh para ulama dan kaum mukminin. Tentunya agar amalan dan doa ini mujarrab, harus didasari oleh keyakinan yang kuat dan niat yang baik serta ikhlas.


Tentang amalan untuk mengembalikan orang hilang atau barang hilang, kitab ini menyebutkan tujuh macam, antara lain:

Pertama: Allamah Sayyid Nikmatullah Al-Jazairi (ra) mengatakan kepada sebagian sahabatnya: jika doa ini didawamkan, dibaca secara istiqamah, dapat mengembalikan orang atau sesuatu yang hilang. 

Doanya sebagai berikut:

يَا جَامِعَ النَّاسِ لِيَوْمٍ لاَ رَيْبَ فِيْهِ اِنَّ اللهَ لاَ يُخْلِفُ الْمِيعَادَ، اِجْمَعْ بَيْنِي وَبَيْنَ 

Yâ Jâmi’an nâsi liyawmin lâ rayba fîhi, innallâha lâ yukhliful mî’ât, ijma’ baynî wa bayna 

“Wahai Yang Mengumpulkan manusia pada suatu hari yang tiada keraguan di dalamnya, sesungguhnya Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya, kumpulkan kembali antara aku dan ….”

Dengan doa ini, Allah swt akan mengumpulkan kembali Anda dengan orang, saudara, atau sesuatu yang hilang. (Mujarrabat Imamiyah: 214)

Catatan: pada titik-titik tersebut sebutkan nama orang yang hilang.

Kedua: Allamah Sayyid Muhammad Ar-Ridhawi mengatakan: hendaknya Anda membaca zikir berikut ini setiap sesudah solat Isya’ sebanyak (125 kali):

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ بِقُدْرَتِكَ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ بِحَقِّكَ، بِحُرْمَتِكَ، بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ.

Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, lâ ilâha illallâhu biqudratika, lâ ilâha illallâhu bihaqqika, bihurmatika, birahmatika yâ Arhamar râhimîn, Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad.

“Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, tiada Tuhan selain Allah dengan kekuasaan-Mu, tiada Tuhan selain Allah dengan hak-Mu, dengan kemuliaan-Mu, dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi; ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.” (Mujarrabat Imamiyah: 215).

Ketiga: surah Abasa, ayat ke 80.

Penulis kitab ini mengutip dari kitab Minhâjul ‘Arifîn, suatu riwayat menyebutkan bahwa membaca surat ‘Abasa mujarrab untuk mengembalikan sesuatu yang hilang. Yakni sesudah membaca surat Abasa membaca doa berikut:

يَا جَامِعَ النَّاسِ لِيَوْمٍ لاَ رَيْبَ فِيْهِ اِنَّ اللهَ لاَ يُخْلِفُ الْمِيعَادَ، اِجْمَعْ بَيْنِي وَبَيْنَ 

Yâ Jâmi’an nâs liyawmin lâ rayba fîhi innallâha lâ yukhliful mi’ât, ijma’ baynî wa bayna 

“Wahai Yang Mengumpulkan manusia pada suatu hari yang tiada keraguan di dalamnya, sesungguhnya tidak Allah pernah mengingkari janji-Nya, kumpulkan kembali antara aku dan ….” (Mujarrabat Imamiyah: 215)

Di sini perlu saya jelaskan bahwa surat dan ayat Al-Qur’an memiliki makna lahir dan makna batin. Di antara makna batinnya adalah kandungan rahsia dan keutamaan di dalamnya untuk hal-hal tertentu, tentunya untuk tujuan yang baik dan positif. 

Memang kadang-kadang nampaknya antara makna lahir dan makna batin suatu surat Al-Qur’an dan seolah-olah tidak saling berkait. 

Tetapi sejatinya itu bukan tidak saling berkait, itu jelas berkaitan, hanya saja kerana keterbatasan ilmu kita tentang makna Al-Qur’an secara lahir dan batin. Buktinya setiap surat Al-Qur’an memiliki keutamaan sebagimana yang disebutkan di dalam hadis-hadis Nabi saw dan Ahlul baitnya (sa)

Ulasan

Catatan Popular